Lewis Hamilton: Masihkah Jadi Raja F1?

©Lewis Hamilton

©Lewis Hamilton

SPORTRIK - Lewis Hamilton, ikon Formula 1 dengan tujuh gelar dunia, menghadapi sorotan tajam di musim 2025. Bergabung dengan Ferrari, ia kesulitan meraih podium dalam enam balapan awal, memicu spekulasi: apakah Hamilton kehilangan bakatnya? Transisinya dari Mercedes ke Ferrari di Sirkuit Melbourne hingga Miami menunjukkan adaptasi yang sulit. Namun, benarkah pembalap legendaris ini tiba-tiba kehilangan kehebatannya?

Adaptasi Sulit di Ferrari

Hamilton pindah ke Ferrari dengan harapan besar, tetapi mobil SF-25 belum sepenuhnya cocok dengan gaya balapnya. Ia menyebut proses adaptasi ini sebagai tantangan teknis. ?Kami bekerja keras untuk mempercepat proses ini,? ujar Hamilton. Selain itu, strategi tim dan pengaturan mesin belum optimal, menyebabkan hasil mengecewakan seperti finis P12 di Miami. Transisi ini wajar, mengingat perbedaan signifikan antara mobil Mercedes dan Ferrari.

Rekam Jejak yang Tak Terbantahkan

Hamilton tetap pemegang rekor 105 kemenangan dan 104 pole position. Oleh karena itu, menilai bakatnya hanya dari awal musim 2025 terlalu dini. Pada 2024, ia masih meraih kemenangan dramatis di Silverstone bersama Mercedes. Selanjutnya, kemenangan sprint di GP Tiongkok 2025 menunjukkan kilasan kehebatannya. Bakatnya tidak hilang; ia hanya membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan dinamika baru di Ferrari.

Tekanan dari Leclerc dan Rookie

Charles Leclerc, rekan setim Hamilton, tampil lebih konsisten, menambah tekanan. Sementara itu, rookie seperti Kimi Antonelli di Mercedes menarik perhatian sebagai bakat muda. Namun, Hamilton pernah menghadapi tekanan serupa dan tetap unggul. ?Ia membawa mentalitas pemenang,? kata Oliver Bearman. Oleh karena itu, pengalaman Hamilton tetap menjadi aset berharga, meski Leclerc dan rookie mencuri sorotan.

Kritik dan Ekspektasi Tinggi

Jacques Villeneuve memperingatkan bahwa Hamilton berisiko kehilangan kredibilitas jika performanya terus menurun. Ferrari, tim dengan ekspektasi tinggi, menuntut hasil cepat. Namun, Hamilton menunjukkan ketangguhan mental. ?Musim ini menyakitkan, tapi saya terus belajar,? katanya. Selanjutnya, dukungan penggemar di X menegaskan bahwa ia belum ?habis?. Kritik ini mungkin hanya dorongan untuk bangkit.

Masa Depan Hamilton di F1

Meski menghadapi tantangan, sejarah Hamilton sebagai pembalap terbaik generasinya tak bisa diabaikan. Adaptasi dengan Ferrari mungkin lambat, tetapi bakatnya masih utuh. Dengan kerja keras tim dan pengalamannya, ia berpotensi kembali ke puncak.

Pantau kabar terbaru di SPORTRIK.COM untuk melihat apakah Hamilton akan membungkam kritik!