Marc Marquez, salah satu ikon MotoGP, secara jujur mengungkapkan bahwa dirinya merasa hampir pasti akan jatuh saat balapan di Le Mans. Dalam sebuah wawancara pasca balapan, pebalap asal Spanyol itu mengatakan bahwa ia ?80 persen yakin? akan mengalami kecelakaan. Namun, ia berhasil selamat di Jerez, berkat pemahaman mendalam terhadap kemampuan dan batas dirinya sendiri.
Menurut Marquez, kondisi lintasan dan gaya balapnya yang agresif sering membuatnya berada dalam risiko tinggi. Akan tetapi, kali ini ia menahan diri. ?Di Le Mans, saya mendorong terlalu keras dan tahu saya sedang bermain dengan risiko. Tapi di Jerez, saya bisa menghindari jatuh karena saya mengenal diri saya sendiri,? kata Marquez.
Pengalaman masa lalu menjadi alasan utama di balik pendekatan barunya. Ia menyadari bahwa selamat dalam balapan tak kalah penting dibandingkan finis di posisi terdepan. ?Saya dulu terlalu ambisius. Sekarang, saya tahu kapan harus berhenti. Bukan karena saya takut, tetapi karena saya ingin tetap balapan lebih lama,? tambahnya.
Selamat dari kecelakaan bukan berarti lambat. Di Jerez, Marquez tetap menunjukkan performa kompetitif dan bersaing dengan para pebalap papan atas. Ia membuktikan bahwa dengan strategi yang lebih bijak, dirinya masih bisa menjadi ancaman serius dalam perebutan podium, bahkan kemenangan.
Transisi ke tim Gresini Ducati juga memberikan warna baru dalam gaya membalapnya. Ia mengaku mulai nyaman dengan motor dan tim barunya, meskipun masih dalam tahap penyesuaian. ?Butuh waktu untuk menyatu. Tapi saya belajar banyak, terutama dari pengalaman di masa lalu,? ujarnya.
Kebangkitan Marc Marquez ini memberikan harapan baru bagi para penggemarnya. Ia tidak hanya ingin kembali menang, tetapi juga membuktikan bahwa pengalaman dan kedewasaan bisa menyelamatkan karier seorang juara dunia.
Marquez menutup komentarnya dengan nada positif. ?Saya belum selesai. Selama saya bisa selamat, saya yakin bisa menang.?